Bisnis Sukses: Saya Sangat Menginginkan Saran Anda
Berpikir Bodoh Ala Rully Kustandar
Setelah Bob Sadino memberikan kebodohannya, kini giliran Pekebun Emas dan Entrepeneur Offline dan Online Tersukses di Indonesia juga membagikan cara bodohnya. Kang Rully ini adalah Presiden IMUN (Internet Marketing University, Bandung), guru dan sahabat yang luar biasa bagi saya. (Atasan saya juga tuh, kan saya cuma LURAH, sedang beliau Presiden!! Hehehehehe…). Berikut simaklah kisah bodohnya:
Meminta uang dari orang lain sangatlah sulit, jadi putuskan untuk memperoleh semua pendanaan yang Anda perlukan tanpa memintanya. Jangan ketawa. Saya pernah melakukannya, seorang sahabat saya pernah melakukannya dan saya yakin Anda juga pasti bisa.
Inilah yang sahabat saya lakukan. Seorang sahabat saya, sebutlah namanya Nanang, menemukan sebuah penawaran Investasi Properti yang luar biasa. Ia melakukan hitungan – hitungannya. Ia periksa lagi dan periksa sekali lagi. Ia tahu ini sangat menguntungkan. Akan tetapi, ia perlu 3 Milyar untuk mewujudkan rencananya. Ia tidak punya 3 Milyar waktu itu, mendekati 3 Milyar pun tidak. Jadi, ia tawarkan ide-nya tersebut ke sejumlah bank dan yang ia dapatkan adalah penolakan.
Lalu ia datang menemui saya, terus terang saya pun bingung. Saya akui ide-nya tentang bisnis properti tersebut luar biasa dan sangat profitable namun membutuhkan pendanaan yang cukup besar. Saya kemudian teringat sebuah pepatah, saya bilang sama dia. “Nang, tidak ada orang gagal, yang ada orang berhenti mencoba. Yang diperlukan hanyalah merubah strateginya”, demikian kata saya kepadanya. Kata-kata itu meluncur begitu saja karena saya ingin ia tetap bersemangat. Apa yang terjadi, sahabat saya tersebut betul-betul merubah strateginya.
Ia putuskan pergi ke Bank lagi dan kali ini tidak meminta uang. Ia putuskan meminta saran saja. Ia biarkan ide-nya yang berbicara. Ia kenakan pakaian yang sangat rapih, pinjam mobil mewah dan menemui kepala cabang sebuah bank setempat.
“Pak Kepala Cabang”, kata dia, ”Saya tahu Anda sangat sibuk sekali, tapi saya perlu sedikit waktu Anda. Saya tidak ingin uang, tapi sangat menginginkan saran Anda sebagai seorang Kepala Cabang berpengalaman”, demikian kata sahabat saya. Percayalah, orang sulit menolak ketika dimintai saran.
“Tidak apa – apa”, jawabnya Kepala Cabang, “Saran apa yang Anda perlukan?”
Bagian pertama rencana sahabat saya berhasil. Ia berhasil mendapatkan perhatian si Bankir. Selanjutnya, ia tunjukkan rencana yang ia buat kepada Kepala Cabang tersebut.
“Saya baru mulai tapi rasanya saya menemukan sesuatu yang sangat menguntungkan. Coba Anda cermati angka–angka ini dan katakan pendapat Anda”, demikian kata sahabat saya tersebut.
Sementara Kepala Cabang tersebut membaca rencana yang ia berikan, ia jelaskan bahwa tujuannya adalah membangun rumah murah. Ia tujukkan padanya beberapa foto kondisi properti tersebut sekarang dan kondisi kelak setelah ia membenahinya. Ingat, ia hanya minta saran, bukan uang.
Kepala Cabang menaruh rencana tersebut dan memohon diri sebentar. “Sebentar,” katanya.
Sepuluh menit kemudian, Kepala Cabang itu kembali bersama sejumlah anak buahnya, yang memperkenalkan diri sebagai Kepala Kredit Komersial, Kepala Kredit Perumahan, dan beberapa Staf Keuangan.
“Bapak Nanang ini punya rencana bisnis yang hebat”, kata Kepala Cabang. “Bisakah kita menyediakan pendanaan untuknya?”
Wow, fantastik. Tapi kisah ini tidak berahir di situ. Walaupun Bank sudah antusias, ia tidak begitu saja menerima tawaran yang justru sekarang datang dari pihak Bank. Ia berterima kasih kepada para Bankir tersebut dengan sopan, menggulung kembali kertas rencana, foto, dan gambar–gambar indahnya, serta berkata, “Terima kasih. Saya akan pikirkan kembali selama beberapa hari.”
Kemudian, sahabat saya tersebut pergi ke Bank pesaing di seberang jalan. Ia minta bertemu Kepala Cabang, dan inilah katanya:
“Selamat siang, Pak Kepala Cabang, saya perlu saran Anda. Bank XYZ di seberang jalan menawarkan pendanaan bagi proyek properti saya senilai 3 Milyar, tapi saya ragu untuk menerimanya. Saya perlu pendapat Anda”.
Itulah persisnya yang ia lakukan. Tak perlu waktu lama bagi Kepala Cabang Bank yang kedua untuk menawarkan pendanaan kepadanya, dan dengan bunga yang lebih baik.
Tunggu. Kisah bernilai 3 Milyar ini belum usai. Ia kembali lagi ke bank pertama.
“Pak Kepala Cabang, sekarang saya benar – benar kesulitan dan perlu bantuan Anda”, demikian ia katakan.
“Bank ABC seberang jalan baru saja menawarkan pendanaan bagi proyek ini. Seperti ini tawaran mereka. Menurut Anda, apa yang harus saya lakukan?”
Tidak perlu berpikir. Kepala Cabang Bank pertama tak hanya menyamai tawaran manajer bank kedua; ia bahkan mengalahkannya. Ia memperoleh pendanaan tersebut. Sekarang, perumahan tersebut sudah berdiri dengan nama Meninting Garden/Regency (saya lupa namanya) di Lombok, sudah habis terjual dan kerjasama bank tersebut dengan sahabat saya berlangsung terus hingga kini.
Kisah ini bukan hanya tentang mengumpulkan uang. Inilah salah satu ilustrasi terbaik saya tentang dahsyatnya menjungkirbalikkan cara berpikir Anda. Ketika menceritakan kisah ini dalam seminar – seminar saya, saya sering ditantang oleh peserta yang merasa sangat gusar. Berikut contoh komentar mereka:
“Kenapa tidak bicara langsung saja kepada bank pertama dan mengajukkan kredit? Tidakkah sebaiknya Anda langsung menerima tawaran kredit yang pertama dan tidak membahayakan hubungan Anda dengan pergi ke bank pesaing? Mengapa Anda perlu penawarankredit kedua? Tidakkah Anda khawatir kedua bank tersebut tersinggung dan sama sekali tidak mau memberikan kredit mereka?”
Jawaban saya sederhana: Jangan jadi seorang orang pinter, Jadilah seorang bodoh yang kaya, yang berpikir terbalik. Apa risko terburuknya? Posisi saya sama seperti ketika mulai – mencari pinjaman. Apa yang terjadi? Saya tidak hanya menemukan satu, tapi dua pemain besar sekaligus yang mau mendanai usaha saya.
Berhentilah merasa takut. Berhentilah mengikuti aturan yang tidak juga membuat Anda kaya. Mulailah mengembangkan kehidupan Anda dengan memperluas jejaring kontak, informasi, dan potensi Anda. Maju terus. Ambil risiko. Bertindaklah lebih berani. Jadilah seorang Bodoh Yang Kaya.
Nah, Siap jungkir balik?????
wah mantap sekaliiiiiiiiiiiii
ini yang harus saya punya Keberanian, dan never give up
thanks bos udah share disini
saya jadi tambah bersemangat sekarang ^_^
Sangat inspiratif…
Tapi sebenarnya si nanang tersebut memiliki kecerdasan :
Kecerdaan Thorikot = Otak Kanan = mencoba cara yang nggak biasa….Kecerdasan Syari’at = Otak Kiri = Sangat Patuh pada aturan
Mantapppp….banyak jalan menuju sukses,,
lebih mantap lagi….kalau pak rully ngajarin ilmu clickbanknya scr blak-blakan ke smua member EU…
hahahaha….ga nyambung y?? ^_^
kisah diatas memang sgt inspiratif sekali…..tapi kenyataannya apa memang iya seperti itu, apakh pr staf bank tsb mnrt saja apa kt kepala cabang?
benar-benar luar biasa….!!!!I like it!!!
^_^….
Mantap …kisah ini memberi inspirasi untuk berfikir diluar kebiasaan dan berani / percaya pada ide brilian yang muncul dari dalam diri.
mantap …. 🙂
INSPIRATIF SEKALI>>>MANTAP>>>>SIIIIP>>>
Cara yagn sangat cerdas, sangat inspiratif, saya juga ingat ketika memulai usaha rumah panggung manado tanpa modal. Saya tawarkan via internet, buat proposal yagn bagus, tampil yakin, mengetahui seluk beluk usaha, dan saya tawarkan proses pengerjaan dengan syarat pembeli rumah kayu membayar DP 50 %. DP ini sudah mencukupi untuk membeli bahan kayu, menggaji tukang. Akhirnya dengan tanpa modal, usaha rumah panggung saya jalan. Setelah itu pesanan selalu ada.
Mohon info kontaknya, saya tertarik dengan usaha rumah kayu, apa punya blog/web yang bisa dikunjungi?
Sekian dan terimakasih.
Salam hormat
Ari
suatu masukan yg pas dengan apa yang akan sy kerjakan. thanks bos infonya. mohon doanya juga semoga sy bs mengikuti jejak teman bos.
wah 10 jempol pak, kenapa tidak terpikirkan oleh saya pola berfikir seperti itu…^_^
Menurut saya sih simple karena sama2 butuh hanya saja sang Kacab kurang pandai menggali rencana si bodoh yang kaya
Good Idea ! Top Banget…Thanks.
sebagai bacaan motivator jelas artikel diatas sangat bagus, namun terus terang saja saya meragukan otensitas kisah tersebut.
Sebagai orang yg lumayan kenyang di dunia usaha saya cukup faham dengan policy bank dalam mengucurkan dana, apalagi sampai mencapai angka 3M, tanpa agunan apa-apa hanya berupa proposal saya yakin tak ada bank yg ‘segoblok’ itu.
Maaf, buat saya artikel itu hanya bagus sebagai motivator belaka.
anda benar, bank tidak mungkin segoblok itu hanya dengan proposal…..tentu prosesnya tidak sesederhana tulisan ini. dalam proposal itu, tentu ada kelengkapan lain berupa agunan dan jaminan. Agunannya adalah tanah yang akan dijadikan proyek tersebut, dilampirkan fotocopy sertifikatnya…dan jaminannya, bahwa si pemilik ide sudah dikenal di bank mempunyai kredibilitas bagus…sehingga nilainya dapat dihitung bank bahwa si Nanang ini punya “kepantasan” di mata bank untuk kredit sebesar itu…..
perhatikan alinea ini:
….menemukan sebuah penawaran Investasi Properti yang luar biasa. Ia melakukan hitungan – hitungannya. Ia periksa lagi dan periksa sekali lagi. Ia tahu ini sangat menguntungkan…..
tapi, semua hal perlu dicoba, karena resikonya hanya: KEMBALI PADA KEADAAN SEMULA. Tidak sampai taruhan nyawa seperti relawan bencana…..
dan cobalah sesekali berpikir diluar aturan kebiasaan otak kita, kita akan kaget dengan hasilnya….saya sudah berkali-kali mengalaminya…..
terima kasih atas tanggapannya admin,
Soal jaminan, okey saya bisa menerima, namun sebagai “pemula” di dunia entrepreneur, bagaimana mungkin nanang bisa memiliki “kredebilitas” yg bagus di mata bank?
Saya cukup kenal dg dunia motivator, buku2 Robert Kiyosaki hampir semua saya baca, nah, artikel inspiratif di blog anda tsb nadanya sama dg wacana yg ditawarkan Robert Kiyosaki, sekali lagi, sbg motivator, artikel itu sangat luar biasa, namun saya berani taruhan 1000 euros kalau kisah itu mampu di ulang oleh ‘pemula’ bisnis lain.
Apalagi, di awal artikel itu mengisahkan soal si pelaku yg ‘hanya punya ide’ namun tidak ada modal.
Lantas dari mana awal kisahnya doi bisa punya sertifikat tanah? pula, bank menolak kalau bentuk sertifikat cuma foto copy.
Belive me, since I was small child, my father teach me how he should worked with the bank. There is NO INSTANT ACCESS.
mantap….boleh juga nih jadinya tukar jurus, saling membagi ilmu……salut!!!
dan believe me….
pernah mendengar atau mencoba cara beli property hanya modal fotocopy sertifikat, dan itu milik orang lain (yang ingin menjual propertynya)?
saya sudah mencobanya, dan pihak bank mau tuh menganalisanya terlebih dahulu, lalu keluar deh yang namanya taksiran (approval ya namanya…sulit bagi saya menggunakan istilah bank)…
nah setelah keluar nilai taksiran kredit atas agunan itu, baru deh kita berusaha untuk membawa siempunya property beserta sertifikatnya. Tentu dengan kesepakatan2 tertentu pula….dan juga tidak biasa (agak nekat, kalau istilah saya, karena ada resikonya juga)
dan boleh percaya atau tidak, saya belum membaca satupun buku robert kyosaki sampai saya menulis ini (sepertinya bagus juga, nanti saya akan cari deh).
memang tidak ada yang instan, tapi ada beberapa cara unik untuk memperoleh kepercayaan bank, yang tidak mungkin saya jabarkan disini. dan semuanya diluar kebiasaan dan aturan umum (mungkin aneh menurut ilmu yang diajarkan ayah anda sejak kecil). But, sekali lagi….ini anjuran untuk sedikit ‘nakal’ mencoba berlaku terbalik atau tidak urut seperti cara biasa….
asik nih diskusi kita….sepertinya anda berpengalaman sekali dalam dunia bisnis…saya jadi pengen kenal dan belajar banyak nih….
mau mengangkat saya jadi murid??? (saya serius banget nih)
saya quote kalimat berikut dari mas bedah buku”namun saya berani taruhan 1000 euros kalau kisah itu mampu di ulang oleh ‘pemula’ bisnis lain.”
Menurut saya inspirasi dari artikel ini adalah sbb:
1. berani keluar dari comfort zone
2. mengajarkan kepada kita untuk merubah paradigma dari folower menjadi creator.
Sudah banyak sekali orang sukses yang telah mereapkan prinsip menggunakan “other people”s money” berikut ini salah satu contohnya; Aristotles Onassis yang sukses mendapat pinjaman bank “hanya” dengan mengajukan gambar teknis kapal tanker yang akan di bangun dan kontrak dari perusahaan minyak yang akan menyewa kapal tersebut. Tentunya teknis pelaksanaanya tidaklah sesederhana itu, ada proses klarifikasi dan proses lainnya sebelum bank mengeluarkan uangnya. Yang penting adalah idenya yang orisinal dan berani bertindak di luar pakem.
mengangkat murid? anda berlebihan,
memang ada kondisi-kondisi tertentu sebagai bentuk pengecualian dari bank, namun sejauh yang saya tahu, prinsip dasarnya tetap sama: bank hanya mau mengucurkan dana bila secara logika mereka akan mendapatkan keuntungan.
Dalam kasus anda, jelas saya percaya dan hal itu lumrah, tentu saja bank mau menganalisa hitung2an angka dengan data yg and bawa meskipun hanya sebentuk foto copy sertifikat, sejauh anda tidak ingin mengagunkan ‘foto copy’ sertifikat tersebut, tentu saja bank akan memfasilitasi deal anda dg si empunya foto copy sertifikat, dengan tetap pada pertimbangan utama: bank akan mendapatkan keuntungan dari transaksi anda.
Sejauh yg saya tahu, trust memang menjadi urutan pertama dari bank untuk memberikan kredit, namun ‘trust’ disini bukan bersifat instan yg akan mudah didapat dgn tampil pakai mobil mewah, pakain necis atau tutur kata yg sopan.
trust disini terkait erat dg track record kita dalam urusan dalam reputasi kita dalam soal utang piutang, jadi tdk bersifat personal (kecuali KKN).
kedua, tentu saja agunan, saya punya sedikit cerita, dulu th 2003 ketika saya masih tinggal di Bali, ketika itu saldo rekening saya ada sekitar 320 juta (utk beli property), melihat saldo saya yg saya endapkan lumayan besar, sang direktur bank setempat (BNI) malah meminta saya bertemu, lalu malah dia yg mengajukan proposal agar saya mau membeli deretan RUKO yg berada tepat didepan kantor, dia menawarkan kredit pada saya, tanpa saya minta dan bahkan setitikpun tidak ada rencana bagi saya.
Itulah saya kira ‘prinsip dan cara kerja bank’ dalam mencari nasabah dan memilih nasabah, apapun outputnya; pertimbangan utama managemen bank adalah ; uang yg mereka tanam akan mendapatkan bunga, karena hanya dengan cara ini bank bisa berkembang.
Ah, sorry kepanjangan.
Setuju sekali dengan mas bedah buku.., utk mendapatkan pinjaman, Bank yg bersangkutan harus mempelajari Track record finansial peminjam di database BI.., mereka (Bank) tidak bekerja dan mengambil keputusan berdasarkan mobil mewah ataupun penampilan si peminjam.. bahkan dengan menggunakan agunanpun anda belum bisa mendapatkan pinjaman 3 Milyar tanpa menunjukkan bukti pendapatan dan detail flow bisnis anda..
saya jd ingin tahu Bank mana yg terlalu bodoh utk memberikan pinjaman kepada Mas Nanang.. hehehe.. supaya saya tidak meletakkan dana saya di Bank itu.. 😀
Memberi motivasi itu baik.. tapi kebenaran dan kejujuran itu Utama dan sangat penting Pak.. *no offense
hehehehe…..its no problem…
awalnya saya pun gusar seperti gusarnya anda berdua mendengar cerita ini….
percaya boleh, tidakpun boleh…..
but, strategi saya berjalan…meski agak berbeda dengan cerita di atas, tapi strateginya jalan…
cerita itu contoh strategi, dan saya melakukan hal yang hampir sama dengan kondisi dan jumlah nominal yang berbeda….
hanya mencoba keluar kotak “aturan” dan sering berhasil, dan kalaupun tidak berhasil, resikonya hanya kembali ke posisi awal kok…..
🙂
So, anda bilang cerita itu contoh strategi?? yang bener yg mana nih?? kejadian benar apa cerita yg dibuat2 utk perumpamaan??
saya tidak menyoroti pengalaman anda, saya hanya SANGAT TIDAK PERCAYA dengan cerita tentang TEMAN ANDA (NANANG).. kalau memang kejadian nyata.., terima aja tantangan 1000 euros dari mas Bedah buku.. berani?? 😀
hihihihi, kan udah dibilang…..percaya boleh, sangat tidak percaya pun boleh…gak bayar kok…… But, maaf saya gak pintar dan gak suka berpolemik, jadi dicukupkan sampai disini aja ya? soalnya gak produktif, kecuali kita emang “pengusaha yg menjual polemik” sebagai komoditinya. Ok, mas Doddy yang baik dan pintar. Mohon maklumlah, kami hanya kumpulan orang-orang goblok saja kok, yg kadang kurang paham aturan…..siippp??? Lanjutkan!!
Halahhh… hari gini, berani nulis kok gak berani bertanggung jawab.. hahahaha… 😀
hebat dah.. 🙂
benar mas doody yang pintar dan hebat….
kami memang bodoh, tidak bertanggungjawab, pembohong, hhhmmm…apa lagi ya?
tapi yang jelas kami TIDAK hebat….
😉
saya quote kalimat berikut dari mas bedah buku”namun saya berani taruhan 1000 euros kalau kisah itu mampu di ulang oleh ‘pemula’ bisnis lain.”
Menurut saya inspirasi dari artikel ini adalah sbb:
1. berani keluar dari comfort zone
2. mengajarkan kepada kita untuk merubah paradigma dari folower menjadi creator.
Sudah banyak sekali orang sukses yang telah mereapkan prinsip menggunakan “other people”s money” berikut ini salah satu contohnya; Aristotles Onassis yang sukses mendapat pinjaman bank “hanya” dengan mengajukan gambar teknis kapal tanker yang akan di bangun dan kontrak dari perusahaan minyak yang akan menyewa kapal tersebut. Tentunya teknis pelaksanaanya tidaklah sesederhana itu, ada proses klarifikasi dan proses lainnya sebelum bank mengeluarkan uangnya. Yang penting adalah idenya yang orisinal dan berani bertindak di luar pakem.
Terus terang saya justru meragukan cerita dari mas Bedah Buku karena apakah mungkin seorang direktur bank BNI sampai terjun ke Bali untuk ngurusi nasabah bersaldo “cuma” Rp 340 Juta ??? lagi pula mana ada direktur bank BNI berkantor di Bali, yang ada juga hanya kepala Cabang yang notabene levelnya jauh di bawah direktur. Jadi kalau mas Bedeh Buku tidak bisa membedakan antar Direktur dan Kepala Cabang tentunya cerita tersebut diatas harus menjadi tanda tanya…… sorry no offence
jadi orang yang pinter tapi kaya juga menurut saya itu jauh lebih baik pak..
jadi orang pintar harus, tapi sebuah orang pintar yang sebenarnya adalah : selalu merasa BODOH
Inspirasi dengan siasat yg cerdik, saya suka sekali. Yg perlu diingat adalah setiap Inspirasi memerlukan kemauan yg keras dan pengalaman yg berbeda.
kunci keberhasilan adalah keyakinan, dengan keyakinan yang kuat ALLAH SWT senantiasa akan menunjukkan jalannya, kun fa yakun..karena kita diciptakan untuk sukses…
good idea
planing strategy jalankan dengan penuh keyakinan 80% sukses dalam usaha
ya namanya motivator , dia juga cari doi..
boleh juga tuh ide, yg penting kita harus tahu tekniknya. good
1000% OTAK KANAN BOZZZZZZZZZZZ
MANTAB ceritanya SIIIIP 🙂 matur nuwun2 🙂
Bang, emang otak kanan itu seperti gmana seh model nya ?
kog saya ga seberapa “ngeh” maksud otak kanan ?
btw abang murid nya juga yaa bang ?
pasti abang juga jualan kambing pake dollar yaa ?
gimana bang, jualan kambing nya sukses bang ?
ampuuun mbahhhhh……:D
buat motivasi bole2 aja, tp bener tuh hrsnya di jelaskan detil kalo memang mau share ilmu …
btw, andaikan beliau datang ke bank saya, dia sudah di tolak di depan oleh pak satpam … (“,)~ no offense juga.
bank yg baik & sehat adalah bank yg menerapkan prinsip kehati2an secara konsisten dgn tanpa pengecualian sedikitpun.
terimakasih untuk tidak percaya…..
🙂
Tapi jangan heran kalau banyak yang sudah melakukannya, dan semua senang. Berani mencoba???
wah sy sangat percaya dng kisah tsb, krn sy pun mengalami hal yg hampir sama tp hanya berbeda jalan & kisah meninting garden tsb mmg bnr2 real krn konsep yg dia pakai mkn mirip dng konsep saya, “menjadi developer hampir tanpa modal” kisah meninting garden tsb mmg bnr2 real trjd sy tw itu krn bnr2 prnh bertemu & mndpt transfer ilmu dr “Gurunya” yg mkn sama dng “Guru” saya, sy pun saat ini sdgkan mengembangkan bisnis property di kota B. Lampung dng konsep hmpr tanpa modal dng brand “King’s Residence”. Semangat & jng patah semangat bwt kawan2 yg br mulai berbisnis!!!
mantap juga idenya, sudah kepepet malah makin encer idenya. berbagai macam cara untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. bravo
Bisnis tnp modal? banyak caranya.bisni property dg tnp modal ky gt jg pnh sy dgr. tp sy blm pnh cb lakukan. tp sy sdh mengalami, buka bbrp usaha tanpa modal. walo baru kecil2an. hehehe…
tdk ada yg tdk mgkn di dunia ini. semua itu mgkn. Apalg dlm dunia bisnis. Yg keliatan mustahil pun bs dilakukan asal kreatif menemukan solusi.
mantabs…
kadang2 memang klo orang terlalu pintar terlalu banyak perhitungan…ujung2nya ga jadi deh bisnisnya…
makanya..klo boleh milih mending jd orang beruntung dari pada jadi orang pinter..
terlalu pinter tntar otaknya bengkok…
heheheh….
maju terus para pebisnis…
biasa…klo mau maju bnyk rintangannya…
Terlepas dari benar tidaknya cerita tentang Nanang ini, maksud yang saya tangkap dari cerita ini Mengajarkan paradigma berfikir seorang enterpreuneur harus selalu fleksible dan selalu jeli membaca situasi.Sangat inspiratif, dan nggak ada ruginya juga untuk dicoba, toh resikonya nggak ada.Tanks
saya setuju dengan zulfahmi,orang berbagi ilmu tapi kenapa jadi ajang debat…positif thinking ajalah.
reekha prayudi
November 27, 2010 at 21:55 · Reply
wah sy sangat percaya dng kisah tsb, krn sy pun mengalami hal yg hampir sama tp hanya berbeda jalan & kisah meninting garden tsb mmg bnr2 real krn konsep yg dia pakai mkn mirip dng konsep saya, “menjadi developer hampir tanpa modal” kisah meninting garden tsb mmg bnr2 real trjd sy tw itu krn bnr2 prnh bertemu & mndpt transfer ilmu dr “Gurunya” yg mkn sama dng “Guru” saya, sy pun saat ini sdgkan mengembangkan bisnis property di kota B. Lampung dng konsep hmpr tanpa modal dng brand “King’s Residence”. Semangat & jng patah semangat bwt kawan2 yg br mulai berbisnis!!! (Quote)
Sy tggl d B.Lampung,tp kog blom tau ttg King’s Residence Anda yah?Di daerah mana lokasi tepatnya?
luar biasa..sy jg pngen jd orang yg bodoh seperti itu,, 😀
benar ato gak ya harus dicoba dulu
Idenya menarik, patut dicoba. Kalo bisa tolong didetailkan dong ceritanya.
wah strategy yang bagussss tuhh
boleh dicoba,
ada yang butuh alat-alat komputer dan handphohe???
Micro SD 2 gb = 25 rb
Micro SD 4 gb = 35 rb
Micro SD 8 gb =60 rb
(081316766795)
belum termasuk ongkos kirim
Thanks,,salam sukses tuk semua